Saturday, January 22, 2011

Jogja, 22 Januari 2011......

Jogja, 22 Januari 2011......

Mariah Carey - Through The Rain

When you are caught in the rain
With nowere to run
When you’re distraught
And in pai, without anyone and you keep crying out
to be saved, but noboty comes
and you feel so far away

That you just can't find your way home
you can get there alone
it's okay
What you say is


I can make it through the rain
I can stand up once again
On my own and I know
That I’m strong enough to mend
And every time I feel afraid
I hold tighter to my faith
And I live one more day
And I make it through the rain

And if you keep falling down
Don’t you dare give in
You will arise safe and sound
So keep pressing on steadfastly
And you’ll find what you need to prevail
What you say is

I can make it through the rain
I can stand up once again
On my own and I know
That I’m strong enough to mend
And every time I feel afraid
I hold tighter to my faith
And I live one more day
And I make it through the rain

And when the wind blows
As shadows grow close
Don’t be afraid
There’s nothing you can’t face
And should they tell you
You’ll never pull through
Don’t hesitate
Stand tall and say I

I can make it through the rain
I can stand up once again
On my own and I know
That I’m strong enough to mend
And every time I feel afraid
I hold tighter to my faith
And I live one more day
And I'll make it through the rain

I can make it through the rain
And stand up once again
And I live one more day, and I
I can make it through the rain
Oh yes, you can
You’re gonna make it through the rain.



mudah-mudahan liriknya bisa saya jalankan sepenuh hati.....

Saturday, June 13, 2009

Balada Bus Kota

Eh..eh udah lama ga nge-blog.
Nge-blog lagi ah, mumpung lagi mood, mumpung lagi dapet inspirasi, mumpung nge-net gratis, pokoknya aji mumpung lah he..he.

Yuk mariiiiii nge-blog lagiii

Hari ini saya brangkat ke kantor dengan bus kota, kebetulan motor tercinta lagi nginep di Wirokerten. Maka bangunlah saya pagi-pagi sekali dan mejeng di pinggir jalan nyetop bus kota. Dari jauh, si bus jalur 7 yang saya stop itu lagi serius salip-salipan sama bus laen sesama jalur. Dan malaikat juga tahu bus yang akhirnya saya tumpangilah yang jadi juaranya la..la..la (sing along everybody!!! ;p ). Masih sepi memang, hanya ada 6 penumpang. Suasana senyap itupun segera berganti dengan ocehan sang sopir yang ngomel-ngomel, hmm...sepertinya manifestasi gondok yang tersisa dari peristiwa salip-salipan tadi.
Inilah sebagian omelannya yang sempet mampir di telinga saya


Sopir
: "..bla..bla..bla kok ya
ora gelem (gak mau) ngalah!! pagi-pagi wis pusssiiiing aku" (sambil menarik nafas panjang)

Kondektur: " pusing knapa
toh?"

Sopir: "..bla..bla..bla
dewek'e 'ra gelem ngalah, jadine aku kudu muter terminal, adoh toh,
bakalan sepi setoran
jadine (dia nya ga mau ngalah, jadinya aku harus muter terminal, kan jauh, jadinya bakal sepi setoran)


demikian teman-temanku sekalian, omelan yang kemudian berubah jadi grundelan keluar lancar dari mulut sang sopir, mungkin tenaga yang seharusnya digunakan untuk menginjak gas ia alihkan untuk menggrundel tak berujung karena laju bus pun jadi semakin lambat, ibaratnya pepatah hidup segan mati tak mau, si bus itu pun maju enggan mundur tak mungkin he..he.

Lama-kelamaan, grundelan sang sopir jadi gak asyik lagi untuk di simak. Justru peristiwa setelahnya yang menarik perhatian saya. Di sepanjang jalan, bus itu beberapa kali berhenti karena ada orang yang naik. Sepanjang pengamatan saya, setiap kali sang sopir melanjutkan grundelannya (iya, ho oh, grundelan yg tadi itu) pasti setelah itu ada yang naik. Waah..pasti grundelannya nyampe ke telinga Bos semesta alam nih, saya membatin. Beneran deh, saya ngerasa ada campur tangan Tuhan di balik pertambahan penumpang yang signifikan pada bus itu. Kalo saya jadi Tuhan, saya bakal menegur sang sopir dengan cara mengkontraskan grundelannya dengan situasi yang terjadi, setiap kali dia menggrundel sepi setoran, kali itu juga saya datangkan penumpang untuknya, sebanyak mungkin. Inilah skenarionya:


Film BALADA BUS KOTA

starring Sopir Bus sebagai SOPIR BUS dan Saya sebagai TUHAN

Sopir Bus:"Huh..sepi setoran, gak ada penumpang..bla..bla..bla (nggrundel spanjang jalan kenangan)
Tuhan:"Heh? situ tadi nggrundel apa? sepi setoran? nyoh! nyoh! saya kasi penumpang yang banyak, apa? masih kurang? nyoh! nyoh! saya tambah lagi, tapi syaratnya situ brenti nggrundel yah, deal or no deal? no deal nih? ya sok monggo nggrundel terus aja ampe lemes he..he..he"

Ya gitu itu kejadiannya, sang sopir bukannya berhenti menggrundel dan bersyukur Tuhan menjawab grundelannya dengan mendatangkan banyak penumpang, eh..ini malah dia nggrundel gak abis-abis. Bukan cuma sang sopir yang kayak gitu, kadang kita juga, begitu sampe kantor liat tumpukan kerjaan di atas meja, reaksi pertama pasti menarik nafas panjang trus ngomel deh he..he, padahal baru juga dateng blum juga stengah hari kita kerja, sama kan kayak sopir bus tadi? baru juga keluar dari pool-nya, udah ngeluh sepi setoran sepi penumpang, masih pagi kali pak, siapa tau pas siang rejekinya kencengan, tetap smangat ya pak!!! ;)

Monday, August 18, 2008

MERTUA SAYANG MENANTU MALANG???

Back then, when I was still in high school, I had 10 close yet not so close friends (kalo kata Oprah, how close is too close? hehe). Dan setelah 10 tahun berlalu, we're still seeing each others. Some of them are married already, some of them became a mother, dan 3 sisanya masih belum jelas. Yang satu berkutat dengan kondisi keluarganya, yang satunya lagi in the middle of wedding planning, paling cepet katanya sih taun depan she's soon a bride-to-be, dan satunya lagi adalah SAYA...

Seharian kemarin saya jalan bareng si bride-to-be yang not so sure of becoming bride-to-be (halah!!, pusing kan?). Dari dulu memang cuma sama yang satu ini saya bisa terbuka soal perasaan saya yang paling dalem dan tentang keluarga saya, demikian juga sebaliknya. Mungkin karena background kita gak terlalu jauh berbeda di bandingkan dengan 9 teman lainnya. Kadang-kadang kami berdua suka berpikiran kalo hidup kami less lucky di banding yang laen :)
saya rasa she's the most tough of all, hidupnya paling keras tapi paling easy going dan gak pernah sekalipun saya mendengarnya tidak tertawa dan tersenyum, di banding dia, saya sih gak ada 1/2-nya dia deh, padahal saya tahu pasti, yang namanya nangis dan sakit adalah sahabat setianya dari jaman dia SMP sampai dia lulus SMA, so... I really am happy ketika saya lihat hidupnya sekarang getting better. Di antara masalah yang ada dalam hidupnya, ada satu yang sekarang paling menyita pikiran, SANG CALON MERTUA yang happens to be so not mertua idaman itu hehe..

Kalo ngebahas topik yang satu ini saya bukan expert-nya, secara saya gak punya mertua yah. Tapi kalo cuma skedar denger curhatan orang sih, saya jagonya hehe, saya pendengar yang baik kok ;). Siapa tau dari sekedar dengerin saya punya peluang buat buka klinik Mertua-Menantu, khusus untuk me-mediasi hubungan mertua dan menantu, untuk program awal cukup 2 kelas aja, kelas "How to cope with your mother-in-law" dan "How to deal with your daughter-in law". Ada yang mau join buka praktek?

Tapi kayaknya sih, ini sok taunya saya aja yah, yang namanya masalah mertua-menantu emang klasik sih, ya emang gitu itu (damn! 'ya emang gitu itu' I really hate this words, coba Dhis define dengan yang lo sebut dengan 'ya emang gitu itu'???). Yang justru rarely happens adalah hubungan mertua-menantu yang living in harmony, yang mungkin jadi impian hampir smua wanita di dunia. Walopun langka tapi ada. Saya pernah baca di majalah, majalah apa yah? (duuh maap saya lupa ;p), yang jelas saya baca waktu saya creambath di Lellidewi Jogja (mbak-mbak smuanya saya rindu pijatan kalian..ihiiiks..), ada sebuah artikel tentang Arzeti.

Yak..benar..Arzeti Bilbina, model kondang yang kalo muncul di infotainment bareng suaminya selalu menatap sang suami dengan tatapan 'Babe, I love you, you're the love of my life'-nya itu dan balas di pandang suaminya dengan tatapan 'I'm the luckiest man living on earth, never let you go honey'-nya itu hehe. Sepertinya Arzeti sama skali gak ngalamin masalah klasik mertua-menantu seperti yang di alami teman-teman saya. Di artikel itu saya baca walopun udah bangun rumah sendiri, dia memilih untuk tinggal sama mertuanya aja, karena sang mertua sangat sayang padanya.

Mau bukti seberapa di sayang Arzeti sama mertuanya? baiklah saya ceritain yah. Di artikel itu tertulis bahwa sewaktu Arzeti hamil, mertuanya menyulap kebun mawar kesayangan menjadi kebun katuk, supaya Arzeti bisa memproduksi ASI yang berlimpah untuk cucunya. Oh ya, satu lagi, sang mertua ternyata adalah kolektor berlian. Dan setiap beli berlian, sang mertua selalu beli 2 buah, satu untuk menjadi koleksi pribadinya, sementara satunya lagi dihadiahkan kepada Arzeti, sang mantu kesayangan! (hohoho mau dong mertua kayak gitu, ayok mari beramai-ramai sukseskan Program Kloning Mertua Idaman hehe ;p).

Beruntung banget yah jadi Arzeti, sayangnya gak smua wanita seberuntung Arzeti, temannya teman saya malah akhirnya memilih batal punya mertua menjelang hari pernikahan, masalahnya KELIHATANNYA sepele, dia pengen pake kebaya pernikahan warna broken white, sementara sang calon mertua pengennya temannya teman saya itu pake kebaya pernikahan warna Ivory (kuning gading) *dubrakkkkk*, astaga, broken white sama kuning gading agak-agak beda tipis bukan???. Kabarnya sekarang temannya teman saya itu memilih single saja dan mendedikasikan cintanya pada pertanian organik

Sayangnya lagi saya juga bukan Arzeti, dan demikian pula dengan teman-teman saya. Inilah curhatan mereka ketika kita ngumpul rame-rame beberapa minggu yang lewat.

CURHATER 1: "Gw bukannya gak pengen tinggal bareng ibu mertua gw, tapi kan gw juga punya rencana-rencana sendiri, Dhis. Rencana buat gw, laki gw dan anak kita, di awal-awal nikah gw masih oke aja tinggal bareng, tapi sekarang gw ngrasa udah waktunya gw ma laki gw punya rumah sendiri, tapi mertua gw ga kasih ijin, kalopun pisah rumah harus sebelahan"

CURHATER 2: "Ya gw sih ga ada masalah ama ibu mertua gw, secara gak tinggal bareng dan jarang ketemu juga, ya baik sih, tapi juga ga jalan bareng kayak misalnya belanja bareng, ke salon bareng, ya gak sampe gitu, intinya sih gw hormat aja ama beliau"

CURHATER 3: "Gimana yah, laki gw nyuruh gw nganggep mertua gw kayak orang tua gw sendiri, tapi gw ga bisa tuh, gimanapun juga mereka ya mertua bukan bokap nyokap gw, padahal gw mantu kesayangan loh, paling kalo ketemuan gw cuma basa basi bentar, say hi, nanya kabar, 'gimana pak, bu, sehat?' abis itu gw tinggal pergi dah ke kamar hehe"

CURHATER 4: " Gitu yah rasanya punya mertua, gw juga lagi bete nih, calon mertua gw kayaknya juga ga welcome gitu, masa waktu gw ke rumahnya ujug-ujug dia bilang 'Iya tuh, dulu Vian punya cewek pinter masak tapi akhirnya putus juga' maksudnyaaaaa?? apa coba maksudnya, Dhis? gak ada basa-basi nanya gw kerja di mana dan pertanyaan STD perkenalan kayak biasanya, trus gw ditinggal pergi nonton tv..."

ALL CURHATERS: "Hehe mungkin cowok lo udah keseringan ngenalin cewek sebagai calon mantu, tapi gak ada yang jadi juga, makanya nyokapnya bete dan nganggep lo ga penting, dia mungkin mikirnya paling juga ama yang ini gak serius, gak jadi lagi"

SAYA: "Ya mungkin itu warning secara halus tapi menusuk hehe, kalimat laennya adalah sama yang perempuan banget dan jago masak aja anaknya putus juga, apalagi sama lo yang serampangan dan cuma jago ngomong doang, lewat kali hehehe ;p"

ALL CURHATERS: "Kalo lo gimana, Dhis? calon mertua lo orangnya gimana?

SAYA: "Heh?? Uhmm..udangnya enak yah by the way, ada yang mau nambah gak?"


Wednesday, August 13, 2008

Bagi Yang Merasa (telah) Merdeka

Merdeka atau Mati!

Gitu kalimat sakti para pejuang kita buat meng-endorse smangat perjuangan mreka di taun 45.
Kalimat yang bukan cuma mengobarkan semangat tapi juga sebuah state of mind, mo milih merdeka atau mati aja deh?. Jawabannya jelas banget kan? mreka milih merdeka, yakinlah pasti gak ada satu pun yang memilih mati, pilihannya adalah merdeka walo harus di bayar dengan mati.

Trus apa setelah merdeka?,
pastinya orang yang merdeka punya banyak pilihan dong?.
Tapi ironisnya saya sering denger orang bilang (kadang malah saya sendiri yang bilang) kalo mreka gak punya pilihan, "Gw gak punya pilihan lain, gw terpaksa".

Wait a minute..., Se-ben-tar...
Rasanya ada yang gak sreg sama kalimat "Gw gak ada/gak punya pilihan lain, gw terpaksa".
Gak punya pilihan dan terpaksa memilih adalah dua hal yang berbeda rasanya.
Buat saya gak ada yang namanya GAK ADA/GAK PUNYA PILIHAN, pilihan-pilihan itu selalu ada.
Ketika kita TERPAKSA MEMILIH, itu bukan karena kita gak punya pilihan, itu artinya kita memilih PILIHAN (yang dibuat karena) TERPAKSA, pastinya ada sebuah pilihan lain, kita masih bisa memilih PILIHAN YANG TIDAK TERPAKSA karena somewhere out there ada sebuah PILIHAN BEBAS, sebuah pilihan yang kita ambil dengan penuh kebebasan tanpa harus merasa terpaksa.

Gara-gara nonton Biography Metro TV sabtu kemaren, saya jadi pengen bikin posting-an ini, sempet tertunda karena urusan hati. Demi melihat tayangan bio Richard Branson-nya Virgin Records, saya semakin yakin bahwa there's no things such as GAK ADA/GAK PUNYA PILIHAN. Branson adalah satu diantara sekian juta orang yang percaya bahwa selalu ada pilihan.

Ketika Virgin Records-nya sedang di ambang kebangkrutan, banyak orang yang bilang Branson gak punya pilihan lain selain menjual perusahaan rekaman kesayangannya itu.
Memang akhirnya Branson menjual Virgin pada EMI. Tapi menurut saya itu bukan karena dia gak punya pilihan lain, dia justru menjual Virgin Records karena ia memilih untuk melakukan hal lainnya, yang adalah mengembangkan perusahaan penerbangan Virgin Atlantic Airways miliknya yang waktu itu mengalami kesulitan karena trik bisnis licik dari perusahaan penerbangan British Airways, dan melebarkan jaring-jaringnya di dunia bisnis, science, and technology, mulai dari bikin Virgin Galactic (space tourism), Virgin Mobile, Virgin Media, Virgin Fuels, Virgin Comics, Virgin Health Bank, dan Virgin Earth Challange.

Jadi, ketika orang bilang Branson gak punya pilihan lain selain menjual Virgin Records atau bangkrut, ia membuktikan bahwa semuanya salah. Buat Branson, bankruptcy was never an option, setidaknya untuk seorang Branson. Namun menjual Virgin Records bukanlah sebuah pilihan yang terpaksa, karena Branson telah memilih untuk mencoba bisnis di bidang lainnya.

Jadi, demi semangat PEMILU 2009 dan kemerdekaan RI yang ke-63,
bagi yang merasa (telah) merdeka,
silahkan bebas memilih pilihan yang membebaskan dari keterpaksaan

HIDUP ENDONESA! MERDEKA!!!

Tuesday, August 12, 2008

Untuk Sebuah Penantian

Merelakan sesuatu bukan suatu hal yang mudah...
Jadi ketika teman-teman saya bilang, "Just let it go", saya pun hanya mengiyakan di mulut saja...
hati saya berkata lain, hati saya ingin ia kembali (makan deh tuh hati Dis! emang lo bisa idup cuma bermodal hati doang, coba dong di pikir pake otak!!!)

Ketika teman saya yang juga temannya bilang, "Jangan terlalu dipikirin, Dis, gw kasian sama lo-nya", saya juga hanya mengiyakan..
yah..lately I just lost words..cuma bisa bilang iya dan nggak..
Pengen banget gak terlalu mikirin, tapi tanpa saya pikirin pun toh dia slalu ada di kepala dan hati saya, lekat di sana, apapun yang saya lakukan dan sedang bersama siapapun saya, dia gak pernah sedikit pun lepas dari ingatan (remember Ingat Kamu?, lagunya Maia yang malesin banget itu, kan?), ya gitu itu deh yang saya rasain..., saya rasain sampe mungkin nanti akhirnya saya mati rasa...

Ketika teman lainnya bilang, "Lo nungguin apa sih, Dis?" kali ini saya tidak mengiyakan..
saya ingin sekali berhenti menanti..tapi saya gak yakin apakah saya memang benar-benar ingin berhenti menanti?
Semakin besar keinginan saya untuk berhenti menanti, sebesar itu pula keinginan saya untuk tetap menanti..
mungkin saya sedang menanti yang tidak pasti
mungkin saya menanti yang tidak akan pernah lagi kembali..
yang jelas, saya gak bisa mengingkari hati kecil saya, yang memang masih menantinya kembali..

Sebelum smuanya bermula, satu waktu saya pernah bilang padanya, "Aku gak mau sakit hati lagi, Man..".
Dia bilang "Siapa yang mau nyakitin kamu, Dis..?".
Lalu ia meminta saya untuk memberinya WAKTU...
saya pun memberinya WAKTU yang ia minta...
sampai saat ini, WAKTU itu pun masih miliknya..walau ia mungkin sudah tidak lagi membutuhkannya, sudah tidak lagi menginginkannya...
Tapi WAKTU itu masih saya berikan untuknya...

Dan perlahan..dengan keyakinan saya akan perasaannya, saya pun mulai membuka hati saya yang selama ini saya bungkus rapi dan sangat hati-hati, karena banyak luka di sana...sedikit saja goresan atau benturan bisa membuatnya hancur berantakan lagi...
Perlahan, dengan membangun kepercayaan yang bertahap padanya, saya pun memberikan hati saya kepadanya, untuk dia jaga...
saya berharap ia tidak akan pernah menyakitinya, seperti janjinya dulu, dia pernah berjanji, kan? ketika saya bilang "Aku gak mau sakit hati lagi, Man.." dia pun berjanji "Siapa yang mau nyakitin kamu, Dis..?".

Maka saya serahkan hati saya padanya...
Tapi saya lupa bahwa ia sangat pelupa, harusnya saya memberikan hati saya dalam sebuah kotak yang bertuliskan "FRAGILE, PLEASE HANDLE WITH CARE", agar ia selalu ingat untuk tidak menyakiti hati saya..
Dan ketika akhirnya dia membuat hati itu kembali menjadi kepingan, saya sama sekali tidak bisa menyalahkannya..
Adalah saya.., saya yang memutuskan untuk menyerahkan hati saya padanya..
Apakah ia pernah memintanya? mungkin slama ini ia tidak pernah memintanya...
mungkin smua hanya perasaan saya saja...
ia sudah punya hati yang lain, kan?
Jadi buat apa ia menginginkan hati saya juga..?

saya bukannya baru sekali patah hati
sering..dan akhirnya toh sembuh juga..

but nothing like this before..


biasanya selalu ada keping hati yang tersisa
untuk saya simpan dan rawat kembali...
Sekarang berbeda..
Saya sudah tidak punya lagi keping hati yang tersisa..
smuanya sudah saya serahkan untuknya, padanya...
saya tidak punya lagi sisa hati untuk di bagi dengan siapapun...
smuanya sudah saya berikan padanya...

saya menantinya
karena saya sudah memberikan seluruh waktu dan hati saya
untuknya...

Satu malam ia mengirim sebuah sms yang saya anggap sebagai sms hiburan, katanya "Sepertinya ada kata yang hilang ya? Tapi biarlah nanti pasti ketemu lagi deh".

Kata itu gak pernah hilang, Man..
Kata itu masih dan selalu ada di hati
Kamu gak akan pernah kehilangan kata itu...
Aku yang kehilangan..
Kehilangan kata itu, kehilangan sekotak penuh cinta, kehilangan seluruh bagian hatiku,
dan kehilangan kamu....


Thanks a bunch buat Shanty
Shan, FOTO SAAT ITU udah gw cetak...
I start talking to a photograph...bukan hal yang sulit ternyata, secara I get used to talk to a microphone, with no one around, cuma berteman mixer dan headphone, ya kan? I'm still pretty good at it :)





Monday, August 11, 2008

DIA...

Dia...

Dia yang gak bisa makan pake tangan
Dia..yang paling gak tahan tangannya kotor...
Dia penyuka warna hitam, putih, dan biru...
Dia yang gak suka warna abu-abu
Dia yang rajin jogging dan basket
Dia yang paling sering kehilangan dompet dan kacamata...
Dia yang sangat menyukai Kikan 'n the gank dan mengagumi Dian Sastro...
Dia yang selalu ngantuk berat di jam 10-11 malam, tapi bisa melek sampe pagi kalo dia berhasil mengalahkan rasa kantuknya...
Dia...yang selalu memesan es teh walaupun lagi flu..
Dia..yang kalo tidur selalu men-silent hp.nya
Dia...yang sering lupa men-charge hp.nya kalo mau pergi-pergian...
Dia..yang sering lupa dimana menyimpan kartu-kartu GSM-nya yang banyak itu
Dia yang gak pernah inget nomor hp.nya sendiri..
Dia yang sering menelepon saya sambil meminum sekotak susu ultra coklat
Dia yang kalo malem gak bisa nyetir tanpa kacamata...
Dia yang gak ngerokok...
Dia..yang gak punya empedu lagi..
Dia..yang sayang sekali sama adik perempuannya...

Dia..yang lebih sering melihat saya dengan wajah baru bangun tidur dan belum mandi...
Dia..yang pernah rela menahan kantuk sampe jam 3 pagi gara-gara saya gak brenti ngoceh..
Dia...yang rela berdiri seharian di mall sampe pegal demi nemenin saya kerja
Dia..yang terpaksa batal jemput adik kesayangannya pulang gara-gara ngejagain saya seharian..
Dia yang selalu menyempatkan menelpon saya walaupun dia sedang jalan bersama teman-temannya..
Dia..yang kadang membuat saya merasa sedang bertelpon 3 party (banyak party malah) karena bukan hanya dia yang ngobrol sama saya, temennya juga ikutan ngobrol...
Dia..yang selalu membuat saya khawatir karena sering sms-an dan telponan sambil bawa motor..

Dia yang selalu pamit dan ngabarin mau pergi kemana hari ini
Dia..yang gak pernah bosen membujuk saya supaya rajin mandi pagi
Dia..yang gak pernah lupa nelpon saya menjelang tidur...
Dia..yang rajin bangunin saya subuh-subuh...
Dia yang ngajarin saya photo sharing dan bikinin avatar saya...

Dia yang sabar membujuk saya ketika saya marah padanya...
Dia yang gak pernah marah sama saya...
Dia yang membuat saya register simpati talkmania ketika saya sangat kangen padanya...
Dia...yang membuat saya harus menengadahkan wajah saya ketika berbicara dengannya (dia tinggi sekali...)
Dia...yang selalu menggenggam tangan saya ketika kami jalan bersisian...
Dia..yang memeluk pinggang saya dan mendekapkan kepala saya di bahunya ketika saya lelah...
Dia yang maksain nganter saya kesana kemari walopun lagi gak enak badan
Dia...yang sering membelai lembut rambut halus di dahi dan pelipis saya ketika kami sedang ngobrol...
Dia yang membuat saya merasa aman, nyaman dan tenang setiap dia menatap, menggenggam tangan dan memeluk saya...


Dia...yang hanya dalam waktu seminggu membuat saya jatuh sayang padanya..
Dia yang tiap hari perlahan tapi pasti membuat saya semakin sayang padanya...
Dia..yang memberikan kado ulang tahun terindah buat saya, sekotak penuh cinta...
Dia..yang mengambil kembali sekotak penuh cinta itu...

Dia...yang masih sangat saya sayangi sampai detik ini...

Hilang

Hari ini saya merasakan kehilangan yang sangat nyata...
Entahlah...bahkan saya tidak menghitung sudah berapa lama saya berteman tissue dan pain killer (yang ternyata tidak mampu meredakan rasa sakit pada luka saya...)
Mungkin akan lebih baik bila saya bertemankan tissue dan pain killer itu sekitar sebulan lebih awal, bukannya sekarang...
Mungkin bila terjadi sebulan lebih awal, saya tidak akan bangun tiap pagi bertemankan dua tea bags dingin untuk mengompres kelopak mata saya yang tiap malam membengkak menutupi hampir setengah bola mata saya...

Saya bukannya baru sekali patah hati...
smua pada akhirnya sembuh juga

but nothing like this...

entahlah...
yang pasti dia tidak merasakan sakit dan kehilangan seperti yang saya rasakan...
karena dia masih punya satu lagi...