Wednesday, August 13, 2008

Bagi Yang Merasa (telah) Merdeka

Merdeka atau Mati!

Gitu kalimat sakti para pejuang kita buat meng-endorse smangat perjuangan mreka di taun 45.
Kalimat yang bukan cuma mengobarkan semangat tapi juga sebuah state of mind, mo milih merdeka atau mati aja deh?. Jawabannya jelas banget kan? mreka milih merdeka, yakinlah pasti gak ada satu pun yang memilih mati, pilihannya adalah merdeka walo harus di bayar dengan mati.

Trus apa setelah merdeka?,
pastinya orang yang merdeka punya banyak pilihan dong?.
Tapi ironisnya saya sering denger orang bilang (kadang malah saya sendiri yang bilang) kalo mreka gak punya pilihan, "Gw gak punya pilihan lain, gw terpaksa".

Wait a minute..., Se-ben-tar...
Rasanya ada yang gak sreg sama kalimat "Gw gak ada/gak punya pilihan lain, gw terpaksa".
Gak punya pilihan dan terpaksa memilih adalah dua hal yang berbeda rasanya.
Buat saya gak ada yang namanya GAK ADA/GAK PUNYA PILIHAN, pilihan-pilihan itu selalu ada.
Ketika kita TERPAKSA MEMILIH, itu bukan karena kita gak punya pilihan, itu artinya kita memilih PILIHAN (yang dibuat karena) TERPAKSA, pastinya ada sebuah pilihan lain, kita masih bisa memilih PILIHAN YANG TIDAK TERPAKSA karena somewhere out there ada sebuah PILIHAN BEBAS, sebuah pilihan yang kita ambil dengan penuh kebebasan tanpa harus merasa terpaksa.

Gara-gara nonton Biography Metro TV sabtu kemaren, saya jadi pengen bikin posting-an ini, sempet tertunda karena urusan hati. Demi melihat tayangan bio Richard Branson-nya Virgin Records, saya semakin yakin bahwa there's no things such as GAK ADA/GAK PUNYA PILIHAN. Branson adalah satu diantara sekian juta orang yang percaya bahwa selalu ada pilihan.

Ketika Virgin Records-nya sedang di ambang kebangkrutan, banyak orang yang bilang Branson gak punya pilihan lain selain menjual perusahaan rekaman kesayangannya itu.
Memang akhirnya Branson menjual Virgin pada EMI. Tapi menurut saya itu bukan karena dia gak punya pilihan lain, dia justru menjual Virgin Records karena ia memilih untuk melakukan hal lainnya, yang adalah mengembangkan perusahaan penerbangan Virgin Atlantic Airways miliknya yang waktu itu mengalami kesulitan karena trik bisnis licik dari perusahaan penerbangan British Airways, dan melebarkan jaring-jaringnya di dunia bisnis, science, and technology, mulai dari bikin Virgin Galactic (space tourism), Virgin Mobile, Virgin Media, Virgin Fuels, Virgin Comics, Virgin Health Bank, dan Virgin Earth Challange.

Jadi, ketika orang bilang Branson gak punya pilihan lain selain menjual Virgin Records atau bangkrut, ia membuktikan bahwa semuanya salah. Buat Branson, bankruptcy was never an option, setidaknya untuk seorang Branson. Namun menjual Virgin Records bukanlah sebuah pilihan yang terpaksa, karena Branson telah memilih untuk mencoba bisnis di bidang lainnya.

Jadi, demi semangat PEMILU 2009 dan kemerdekaan RI yang ke-63,
bagi yang merasa (telah) merdeka,
silahkan bebas memilih pilihan yang membebaskan dari keterpaksaan

HIDUP ENDONESA! MERDEKA!!!

No comments: