Thursday, July 31, 2008

Sekotak Penuh Cinta, Panggung Sandiwara, dan Serupa Tapi Tak Sama

SEKOTAK PENUH CINTA

Tahun ini hadiah ulang tahun terindah buat saya adalah sekotak penuh cinta...
Yang berbunga tiap detiknya, yang ingin saya jaga sepenuh jiwa...
namun ternyata...kemarin saya tengok kotak penuh cinta itu

...jangankan isinya (cinta) saya bahkan tidak bisa melihat dan menemukan kotaknya
namun entah mengapa seolah-olah saya masih merasakan ketulusan dan kehangatan sekotak penuh cinta itu...
dan saya berharap itu nyata..bukan hanya seolah-olah..

saya pernah bilang sama teman saya..sepertinya too good to be true kalo sekotak penuh cinta itu di peruntukan buat saya, bahasa sastranya saya bagai pungguk merindukan bulan...
...mungkin sekotak penuh cinta itu memang hanya pinjaman sementara, dan kini sudah kembali pada pemilik sejatinya
...mungkin juga sekotak penuh cinta itu hanya sebuah paket yang salah alamat, dan sekotak penuh cinta itu baru menyadari bahwa bukan di hati saya ia ingin berlabuh...
...atau mungkin saya hanya bermimpi, slama ini mungkin kotak penuh cinta itu gak pernah ada

saya sangat merindukan sekotak penuh cinta itu...
saya ingin menyentuhnya
saya ingin mendekapnya erat
menyayanginya sepenuh hati saya...

Ya Allah...saya ingin merasakan lagi kehangatan dan ketulusan sekotak penuh cinta itu....


PANGGUNG SANDIWARA

Kalo dunia ini memang panggung sandiwara dan kita adalah aktor dan aktris yang bermain di dalamnya, maka memang ceritanya mudah berubah, atau malah skenarionya tetap sama hanya saja dengan pemain yang berbeda-beda layaknya sinetron di tv-tv itu...
mengutip lirik lagu Panggung Sandiwara, ada peran wajar dan ada peran berpura-pura...
insyaallah peran yang slama ini saya jalanin adalah peran wajar bukan peran berpura-pura.
Buat saya jujur adalah penting, bukan karena saya berprinsip lebih baik jujur walo harus sakit hati daripada di bohongin mentah-mentah, bukan...
ya jelas mendingan ga di bohongin dari awal dong, biar ga sakit hati hehe
Saya menjunjung tinggi kejujuran, karena cuma itu harta berharga yang saya punya, karena cuma orang munafik yang ga jujur, dan saya gak mau jadi orang munafik...

mas widjayanto bilang ada 3 ciri orang munafik:

1. Kalo berjanji dia ingkar
2. Kalo di percaya dia khianat
3. Kalo bicara dia bohong

dahsyat yah kualifikasi jadi orang munafik? ;p
hehe, jadi inget pelajaran agama islam jaman SD dulu

oke..mari kita kembali ke panggung sandiwara tadi, skenario yang baru saya alami berjudul Long Distance Relationship. Seseorang yang LDR-an sama saya bilang bahwa kunci LDR adalah PERCAYA, kalo ga percayaan bisa capek sendiri, dia juga berprinsip kalo dia ga mau pasangannya di sana ga macem-macem, dia juga di sini ga bakal macem-macem. Terdenger indah di telinga yah?
Saya yang sedang ingin mencoba LDR punya rumus lain, kuncinya adalah KEJUJURAN dan KOMUNIKASI, karena kepercayaan bukan hal yang hocus focus abrakadabra, tetapi di bangun lewat kejujuran...
Singkat kata saya berusaha membangun kepercayaan saya padanya, pada kita...

Masih menurutnya, ketika dia memilih LDR-an sama saya , dia bilang dia skarang hanya mau bismillah aja...
semoga waktu itu dia mengucap bismillah untuk niat yang baik...
bismillah hendaknya untuk memulai sesuatu yang baik dan indah bukan?

Ya Allah skarang saya yang mau bismillah...
untuk smua hal yang akan datang dalam hidup saya...


SERUPA TAPI TAK SAMA

Ada 2 pria yang pernah hadir dalam hidup saya, sebut saja si A+ dan A++
persamaaannya adalah mreka sama-sama datang dan pergi begitu saja (kayak lagunya Letto ;p kekeke), membuat saya jatuh sayang, dan pergi dari saya dengan cara yang kurang lebih sama...
...begitu saja...lucunya mreka sama-sama meninggalkan saya menjelang wisuda...

adapun bedanya...

A+ ga pernah bilang dia sayang sama saya, gak memacari saya dan ga pernah minta saya jadi PW-nya pas wisuda
smentara A++ katanya menyayangi saya dan sayangnya smakin hari smakin dalam, memacari saya dan meminta saya jadi PW-nya...

A+ dari awal bilang kalau dia adalah orang yang gak bisa di percaya
smentara A++ mati-matian berusaha membuat saya percaya padanya, pada kita...

A+ gak pernah menjanjikan apapun pada saya
A++ menjanjikan banyak hal, ada satu hal yang saya ingin percaya dan pegang sampai skarang, waktu itu dia menelpon saya dari kereta, dia bilang ".....pegang omongan gw dis" dia juga meng-sms saya dengan isi yang sama, agar saya memegang omongannya, lebih tepatnya janjinya

A+ menelpon saya, berakhir dengan percakapan lebih dari sejam, dengan kejujuran bahwa dia menganggap saya tidak lebih dari seorang kakak, di awali dan akhiri dengan salam
A++ menelpon saya, berakhir dengan percakapan hanya kurang lebih 5 menit saja, dengan pengakuan bahwa saya hanya emosi sesaatnya...tanpa salam di awal dan akhir seperti yang biasa dilakukannya...

Saya marah pada A+
Sementara pada A++...saya gak merasakan sedikitpun emosi dalam bentuk kemarahan..
yang saya rasakan adalah luka perih dan sedih luar biasa...
Saat dengan A+ yang terkena adalah ego saya, harga diri saya, itulah mengapa saya marah
Dengan A++ yang terkoyak adalah kepercayaan, hati dan sluruh perasaan penuh sayang dan cinta saya untuknya...

Saya pada akhirnya memaafkan A+ jauh sebelum saya akhirnya bertemu A++
forgiven but not forgotten, kesannya ga ikhlas yah...
ya gimana ya..buat saya forgiven and forgotten just don't come in one package. Seperti yang saya tulis di postingan berjudul Hati-Hati Dengan Hati, the pain finally gone away, but the scar remains, lukanya perlahan menghilang tapi bekasnya tetap ada di sana, dan kalo kita kebetulan menengoknya, kita tau apa yg menyebabkan luka itu ada di sana...

Sementara dengan A++...saya masih sangat menyayanginya....

Mungkin ada sakit hati yang saya rasakan, tapi skali lagi saya mengutip kata-kata bijak mas widjayanto sewaktu siaran aqidah bareng saya, dia bilang sakit hati itu seperti sampah, dan kalo kita menumpuk sakit hati itu terus menerus, maka seperti halnya sampah, ia akan membusuk..

Ya Allah...saya sedang berusaha ikhlas agar saya tidak merasakan sakit hati itu
saya gak mau membuat hati saya busuk dan berbau...
sungguh...saya masih ingin hati saya merasakan keindahan dari sayang dan cinta
saya ingin hati saya masih bisa memberi keindahan dengan ketulusan sayang dan cinta...
saya gak mau hati saya membusuk dan kemudian mati...

Ya Allah...sekali lagi saya mengucap bismillah..
untuk memulai sesuatu yang indah...
dan untuk sekotak penuh cinta...
kapanpun saya akan mendapatkannya...
seperti yang dia pernah katakan smua indah pada waktunya...

No comments: